Rabu, 29 Desember 2010

poligami dan monogami terhadap keluarga dan pengaruhnya


Perbandingan antara poligami dan monogami terhadap keluarga dan pengaruhnya

Perbandingan antara poligami dan monogami terhadap perkembangan anak. Pada dasarnya poligami dan monogami sangat berbeda jauh sekali, poligami yang tidak sesuai dengan hukum islam atau syar'i akan menyebabkan hubungan yang tidak sehat dalam suatu keluarga, hal tersebut akan menjadi suatu penyebab dimana kerusakan dari lembaga perkawinan dan hal itu juga dapat menghancurkan mental seorang anak secara tidak langsung.

Dalam kehidupan suatu rumah tangga ada banyak hal yang akan memberikan dampak yang negativ terhadap keluarga, apabila di dalam suatu keluarga memiliki konflik intern akan sulit sekali untuk menjadi satu keluarga yang harmonis dan bahagia. Dimana anggota keluarga cenderung dalam situasi konflik yang nantinya lama kelamaan akan menjadi pribadi yang mendapat gangguan psikologis yang tentu saja berpengaruh pada perilakunya. Mungkin yang lebih buruk lagi dalam suatu keadaan konflik akan menjadi suatu kehancuran keluarga.

Pengaruh yang paling besar yaitu  terhadap perkembangan anak dan masa depannya, karena di dalam keluarga yang tidak harmonis akan sulit sekali terciptanya proses pendidikan yang baik dan efektif, anak yang berada pada situasi ini pasti tidak akan mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan, sehingga perkembangan anak akan mengarah kepada kepribadian yang kurang baik. Akibatnya anak akan menjadi tidak betah di rumah, hilangnya kepercayaan diri, beerkembangnya sifat yang agresif damn permusuhan serta bentuk keanehan lainnya.

Keadaan ini akan semakin bertambah parah apabila anak masuk ke dalam suatu lingkungan yang kurang baik yang nantinya akan berakibat buruk apabila si anak akan masuk ke dalam lingkungan tersebut. Salah satu dampak poligami terhadap anak adalah anak akan kurang mendapatkan rasa kasih sayang dari orang tua yang semestinya mereka dapatkan. Kemudian akan muncul terciptanya rasa benci yang timbul akibat perilaku orang tua yang melakukan poligami karena si anak merasa kecewa karena cinta ibunya di khianati oleh ayahnya yang menyebabkan anak  tidak simpati dan tidak hormat terhadap ayahnya. Lalu akan timbul kurangnya kepercayaan diri dari si anak karena biasanya anak dari keluarga yang berpoligami cenderung mendapatkan perlakuan yang berbeda dari teman-temannya. Yang lebih mengkhawatirkan akan timbul rasa trauma bagi si anak yang nantinya akan menghadapi masa pernikahan.

Sedangkan untuk monogami sendiri akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individualisasi anak yang baik karena disini orang tua pasti akan lebih memfokuskan perhatiannya terhadap anak. Si anak akan mendapatkan pendidikan yang baik dan efektif lalu menimbulkan rasa percaya diri terhadap anak karena mendapatkan dukungan penuh dari orang tua, dan yang lebih penting lagi yang akan menjadikan pribadi  seorang anak lebih baik karena mendapatkan rasa kasih sayang yang lebih di bandingkan dengan anak yang orang tuanya melakukan poligami.

Kamis, 04 November 2010

HUBUNGAN ANTARA CARA MENDIDIK ANAK DAN PERKEMBANGAN SIFAT ANAK


HUBUNGAN ANTARA CARA MENDIDIK ANAK DAN PERKEMBANGAN SIFAT ANAK


            Dewasa ini cara mendidik anak telah banyak sekali caranya antara lain, menggunakan kekerasan, menggunakan kasih sayang yang berlebihan, membebaskan seorang anak untuk melakukan sesuatu sesuai yang ia inginkan bahkan ada juga orang tua yang terlalu memanjakan anaknya hingga anaknya merasa bahwa semua yang ia inginkan selalu dituruti sehingga sang anak tidak mau berfikir bagaimana caranya mencari uang. Yang anaknya tahu hanya bagaimana cara meminta, hal ini yang sering sekali kita lihat dikalangan remaja saat ini, padahal efeknya sangat buruk bagi perkembangan sifat sang anak. Anak yang mendapatkan pendidikan yang diberikan oleh orang tuan yang seperti ini nanti pada saat ia dewasa pasti anak itu akan bermalas-malasan dan malas untuk bekerja keras, karena ia telah terbiasa dengan cara mendidik dari sang orang tua. Padahal seharusnya orang tua harus memberi batasan terhadap anaknya agar sang anak mampu hidup mandiri. Dengan kata lain cara mendidik yang demikian kurang memberi pengaruh positif terhadap sang anak.
            Perkembangan sifat anak sangat dipengaruhi oleh cara mendidik anak dari sang oaring tua dari usia sedini mungkin, agar sang anak memiliki sifat yang mandiri. Selain itu anak juga harus diajarkan bagaimana cara mentaati peraturan, terkadang sang anak sangat merasa bingung apakah yang ia lakukan itu salah atau benar, karena anak tersebut kurang mendapat perhatian dari sang orang tua.
            Orang tua yang baik bukan berarti harus selalu memenuhi semua keinginan anak akan tetapi orang tua yang baik adalah orang tua yang mampu mengajarkan kepada sang anak bahwa yang anak itu lakukan benar atau salah. Oleh sebab itu cara mendidik anak sangat erat hubungannya dengan perkembangan sifat anak.

Selasa, 28 September 2010

Apa yang dimaksud dengan ISD

Ilmu Sosial Dasar (ISD)
ISD adalah pengetahuan yg menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan teori-teori (fakta, konsep, teori) yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah). ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk melengkapi gejala2 sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar(3).
Sedangkan, tujuan diberikannya ISD sebagai MKDU tidak lain adalah untuk membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yg diharapkan dari sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dgn sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik(3).
Selanjutnya, ISD merupakan suatu ilmu pengetahuan, yang menurut Soerjono Soekanto adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika), sehingga pengetahuan mana akan selalu dapat diperiksa dan diuji secara kritis oleh orang lain(4).
Secara umum ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok besar yaitu :
  1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hokum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
  2. Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.
  3. Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.


Dalam perkembangannya, ISD banyak berkonsentrasi pada urusan masalah sosial, menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya(5). Contohnya antara lain:
-Kejahatan
-Kemiskinan
-Anti perilaku social
-Penyalahgunaan obat
-Penyalahgunaan alcohol
-Ekonomi Perampasan
-Pengangguran


Masalah ini terjadi di hampir tiap daerah di seluruh dunia, namun di beberapa daerah cenderung terjadi lebih sering, dan pada tingkat yang lebih parah(6).
Masalah sosial merupakan sesuatu yang bersifat destruktif yang harus segera disudahi. Walaupun itu berarti tidak mungkin, tapi paling tidak dapat meminimalisirnya. Maka barang tentu dibutuhkan pendidikan ilmu sosial dasar (ISD) sebagai salah satu mata kuliah dasar umum di sekolah (MKDU). Karena seperti kita ketahui, kita tidak dapat mengandalkan hanya berkonsentrasi pada disiplin ilmu tertentu saja untuk menghasilkan seorang terdidik yang berkualitas dan seimbang serta tidak meninggalkan kaidah-kaidah yang berlaku dimasyarakat. Selanjutnya akan lebih baik, kalau ilmu sosial dasar dapat disampaikan di sekolah secara riil dengan penyampaian berdasarkan contoh atau kalau perlu terjun langsung pada praktek. Sehingga tidak hanya berkutat pada bidang teori yang bahwasanya hal itu sangat tidak efektif dan bersifat berputar-putar pada kata-kata yang belum tentu tahu maknanya.